Monday, March 21, 2011

Strategi Menambah Rejeki

Tuhan Maha Adil. Tuhan Maha Bijaksana. Dan Tuhan Maha Kaya. Namun, kita sering menggunakan kepercayaan itu sebatas di otak. Kita belum menggunakan kepercayaan itu sebagai modal untuk membuktikan ke-ADIL-an, ke-BIJAKSANA-an, dan ke-KAYA-an-Nya itu. Maka, kita pun menjadi makhluk kerdil. Sulit berkembang karena kita membonsaikan diri di tengah menjulangnya hutan kemakmuran. Sebuah ungkapan yang sering kugunakan untuk membangkitkan semangat bekerja.

Tuhan telah menganugerahkan banyak hal kepada manusia, tanpa mempertimbangkan aspek agama, ras, suku, bangsa, status social, dan bahkan fisik. Tuhan ingin menunjukkan keadilan-Nya seraya memberikan semua milik-Nya kepada yang dikehendaki-Nya. Dan itu terbukti dan dapat dibuktikan sehari-hari. Kita mempunyai waktu yang sama= 24 jam. Kita mempunyai volume otak yang sama= 2 liter. Kita mempunyai tataran pendidikan yang bahkan lebih tinggi daripada yang lain. Namun, mengapa kita mendapatkan rezeki lebih sedikit daripadanya? Ini adalah kesalahan kita.

Berdasarkan analisis sederhana dan dari pengalaman pribadi, aku menawarkan lima strategi untuk menambah pundi-pundi rezeki. Kelima strategi itu adalah tekun beribadah, konsisten bekerja, rajin bersilaturahmi, gemar berbagi, dan sering mempromosikan diri. Mari kita kupas kelimanya.

Strategi 1: Tekun Beribadah
Kita adalah makhluk, bukan khalik (pencipta). Jadi, kita harus memposisikan diri sebagai makhluk. Maka, kita harus menyadari bahwa kita ada karena ada yang mengadakan. Dan itu adalah Tuhan. Ibarat anak minta uang kepada orang tuanya, tentu sikap itu perlu ditiru. Anak yang baik pasti menurut perintah orang tua. Ia jarang, bahkan tak pernah, membantah perintah. Ia terus mendekati orang tuanya sembari berharap bahwa permintaannya akan dikabulkan. Dan orang tua tidak akan menutup mata. Tanpa diminta, orang tua akan berlega hati dengan sikap anaknya. Tanpa diminta pula, pasti orang tua akan memberinya. Bahkan, pemberian itu sering berlebih dari permintaannya.
Sedemikian halnya kita kepada Tuhan. Kalau kita memang percaya kepada Tuhan, wujudkan kepercayaan itu seraya rajin menemuinya. Sampaikanlah beragam permntaan itu kepada-Nya. Suatu ketika, pasti permintaan itu akan dikabulkan. Percayalah itu, karena Tuhan Maha Mendengar setiap permintaan.

Strategi 2: Konsisten Bekerja
Banyak orang mencari pekerjaan. Namun, Anda telah bekerja. Artinya, Anda sudah berada satu tingkat lebih baik daripadanya. Dan itu perlu disyukuri. Bagaimanakan cara mudah mensyukurinya? Tentu saja menjaga konsistensi ketika bekerja.
Bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Lakukanlah pekerjaan itu dengan penuh tanggung jawab. Hendaknya kita bekerja karena pangilan hati dan tidak disebabkan rasa takut kepada pimpinan. Selama ini, kita sering beranggapan dan berpikir bahwa kita bekerja karena atasan. Atasan bukanlah pemberi rezeki. Jika kita bekerja dengan sungguh-sungguh, tentu tidak akan ada alasan untuk menindak kita. Maka, jagalah konstensi dalam bekerja. Ada atau tidak ada pimpinan, bekerjalah dengan senang dan sepenuh hati.

Strategi 3: Rajin Bersilaturahmi
Banyak teman, banyak kesempatan. Itu harus menjadi pola piker kita. Ketersediaan sarana seperti internet harus digunakan untuk menambah kawan. Dan jangan pernah itu digunakan untuk menambah lawan. Haramkan lawan atau musuh. Satu lawan kebanyakan, seribu kawan kurang. Begitulah jika kita memang mempercayai khasiat silaturahmi.
Tentu kita bersepakat bahwa kompasiana adalah sebuah media yang sarat manfaat. Kita harus menggunakan media ini sebagai sarana menyambung silaturahmi. Mari kita jadikan media ini sebagai ajang kreasi dan silaturahmi untuk memancing rezeki. Kita haru berkeyakinan bahwa rezeki itu akan dating sendiri jika kita mampu menjaga silaturahmi. Percayalah itu!

Strategi 4: Gemar Berbagi
Kalau Anda memancing, tentu Anda akan kehilangan umpan. Namun, besaran umpan dan ikan, tentu tidak sebanding. Umpan itu kecil dan ikan yang memakan itu jauh lebih besar. Jadi, rajinlah mengeluarkan umpan agar mendapat ikan yang besar-besar dan banyak. Dan itu adalah hikmah berbagi.
Bagaimana mungkin kita akan mendapat banyak rezeki sementara kita pelit dan kikir berbagi. Kita begitu enggan mengeluarkan isi kantong sekadar mengisi kotak amal atau memberi ke fakir miskin. Tentu saja kita akan semakin menjauh dari rezeki yang berlimpah itu. Kita suka menyebut diri sebagai orang kaya. Namun, sesungguhnya kita itu miskin karena masih lebih suka menerima daripada memberi.

Strategi 5: Mempromosikan Diri
Pagi ini, kompasianer Joshua menulis kisahnya di SINI. Tulisan itu menggambarkan betapa dahsyatnya kompasiana. Secara pribadi pun, aku juga mendapat durian runtun dari ketekunan mengaktualisasikan diri di kompasiana. Pada 24 Maret 2011, aku diundang Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk menjadi narasumber di sebuah acara lokakarya di Puncak Bogor. Kisahnya lengkapnya dapat dibaca di SINI. Inilah strategi kelima: aktif mempromosikan potensi diri.
Setiap manusia sudah diberi keistimewaan oleh Tuhan. Artinya, keistimewaan itu berbeda dengan manusia lainnya. Karena manusia saling membutuhkan, tentu manusia akan mencari sarana agar kebutuhannya terpenuhi. Maka, manusia pun mencari informasi. Dengan mesin goegle, mereka memanfaatkan sarana itu. Dan itu terbukti. Jadi, aktifkanlah potensi Anda itu. Promosikan semua kelebihan Anda agar mudah dideteksi banyak orang. Ketika mereka membutuhkan potensi Anda itu, tunggulah keajaiban rezeki!

Demikian kisah pagi ini. Senang masih berkesempatan untuk menulis. Semoga bermanfaat. Amin. Terima kasih.
[http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2011/03/21/strategi-menambah-rezeki/]

No comments:

Post a Comment