Thursday, April 14, 2011

Kisah Adaptasi Dari Korban Bom Nuklir Hiroshima - Jepang

Seorang perempuan muda Jepang yang selamat dari peristiwa pemboman atom Hiroshima 60 tahun lalu menyatakan dia tidak punya keinginan lain selain bunuh diri beberapa bulan setelah ledakan nuklir itu terjadi.

Kemudian, satu hari pada tahun 1947, perempuan putus asa itu menyaksikan daun-daun baru mulai tumbuh pada sebuah pohon yang juga selamat dari pemboman dan tunas-tunas daun yang menyembulkan warna hijau dari ranting-ranting gosong itu menjadikannya punya keinginan untuk hidup kembali.

Suzuko Numata yang kini berusia 82 tahun dari Bangsal Higashi Hiroshima menyatakan dia memperoleh kembali kekuatannya setelah menyaksikan tunas-tunas daun yang mungil berwarna hijau mulai bermunculan pada ranting hangus pohon payung Cina.

"Pohon itu mengajarkan bahwa saya masih hidup," kata Numata.

Numata yang terikat dengan kursi roda telah mengunjungi 21 negara untuk menceritakan kisah menakutkan mengenai perang.

Ketika bom atom dijatuhkan pada tanggal 6 Agustus 1945, Numata tengah berada di Biro Komunikasi Hiroshima yang berjarak sekitar 1,4 Km dari pusat ledakan.

Lutut kirinya mengalami cedera serius akibat ledakan bom atom itu. Empat hari kemudian dia harus merelakan kaki kirinya diamputasi hingga di atas lutunya.


Numata, yang sejak enam bulan lalu menjalani perawatan pada sebuah rumah sakit dan diperbolehkan pulang hari Senin kemarin, menyatakan dia menunggu kesempatan untuk dapat kembali pergi keluar negeri untuk mempromosikan perdamaian. Kalau mungkin perempuan itu ingin ke India atau Pakistan yang kedua negara itu memiliki persenjataan nuklir.

Tiga puluh tujuh tahun setelah pemboman atom 1945, Numata baru memberanikan diri membuka mulut ketika satu kelompok masyarakat membuat film yang mengambil gambar kejadian enam bulan setelah pemboman.

Pengambilan gambarnya sendiri dilakukan oleh Survei Pemboman Strategis AS. Di dalam film itu Numata menceritakan seluruh kisah pemboman atom yang dilaluinya.

Numata menyatakan hanya berbicara mengenai pemboman atom tidaklah cukup karena "dalam perang, anda juga dapat menjadi agresor".

Dalam setiap kunjungannya ke satu negara asing, dia selalu memulai kunjungan itu dengan mengheningkan cipta bagi korban yang tewas dalam peperangan.

Numata mengunjungi USS Arizona Memorial di Pearl Harbour bulan Desember 1990 dan mengikuti satu simposium dengan para veteran Amerika.

Ketika dia hadir dalam acara mengheningkan cipta bagi korban serangan Jepang di Pearl Harbour pada tahun 1941, sejumlah veteran AS meminta Numata menceritakan pengalamannya ketika bom dijatuhkan di Hiroshima.

Pohon payung Cina yang hangus, pemberi inspirasi bagi Numata untuk terus hidup, tumbuh di lingkungan Biro Komunikasi Hiroshima ketika pemboman atom itu terjadi. Pohon itu kemudian ditanam kembali di Hiroshima Peace Memorial Park pada tahun 1973.

Pohon itu, katanya, hingga kini masih terus memberinya dorongan spiritual.
[forum detik]

No comments:

Post a Comment