Saturday, January 29, 2011

‘Love Story’ trilogi cinta abadi Acha & Irwansyah

Mengawali tahun 2011, rumah produksi Kharisma Starvision Plus menghadirkan film drama cinta Love Story, yang kembali diperankan oleh aktor dan artis Acha Septriasa dan Irwansyah. Sebelum ini, keduanya dipertemukan dalam Heart (2006) dan Love Is Cinta (2007). Ini menjadi 'trilogi' dari karya sutradara Hanny R Saputra dan penulis skenario Armantono.  

Kisah Love Story berangkat dari ‘cinta terlarang’ yang di film ini digambarkan sebagai mitos di daerah, bahwa cinta dari dua desa yang terpisahkan sungai akan mengakibatkan bencana.
Pendekatan tradisi ini dilakukan melalui diskusi panjang produser, sutradara dan penulis skenario ketika ceritera akan ditulis. "Awalnya perbedaan agama yang akan diambil sebagai landasan ceritera, tetapi akhirnya disadari bahwa pendekatan latar belakang cinta terlarang ini bukanlah esensi dari kisah cinta dalam Love Story. Justru perjuangan bahwa cinta adalah anugerah yang menularkan hal-hal positif lebih penting untuk disampaikan," kata Chand Parwez Servia, produser. “Karena dalam realita hal-hal kecil bisa menjadi penghalang dua hati untuk bersatu.
Pendekatan tradisi melalui alam sebagai latar belakang, membuat produksi film ini cukup berat untuk dituntaskan. Lokasi syuting cukup sulit ditempuh, namun alamnya  liar dan murni, tempat tujuh aliran sungai bersatu.
Memasuki proses paska produksi film yang selesai syuting sejak sebelum Lebaran dan piclock pada Lebaran tahun lalu ini, dilakukan  hati-hati. Music director Anto Hoed dan Melly Goeslaw menyusun scoring secara utuh, mengisi roh film ini. Dilengkapi soundtrack yang dinyanyikan oleh Melly Goeslaw dan Irwansyah berjudul Love Story, dan satu lagu dinyanyikan Melly Goeslaw berjudul Renungan Cinta.
Sebagai sutradara, Hanny R Sapu-tra menemukan kembali gregetnya sebagai kreator film drama cinta,  dan sanggup mengeksplor para pemain menjadi karakter yang ber-main total, sehingga scene ke scene emosi pemain meningkat.
Keharuan tambah mendalam de-ngan alam yang terekam indah, musik yang utuh, dan editing apik. “Judul Love Story dipakai karena inilah kisah cinta yang beda, cinta yang akan tumbuh abadi dalam hati Ranti dan juga penonton,” ungkap Chand Parwez, yang secara khusus menghadirkan film di awal tahun 2011, untuk menyongsong bulan penuh cinta, Februari.(kf)**
SINOPSIS
RANTI dan Galih (Acha Septriasa-Irwansyah) selalu bersama-sama sejak belia, kebersamaan ya-ng akhirnya menyemaikan cinta di hati mereka. Di daerah ini tidak ada sekolah, sehingga Ranti dan Galih harus melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk bersekolah melewati tempat-tempat yang terjal dalam terik dan hujan. Ranti dibantu Galih membuat patung kayu seorang guru, Ranti bercita-cita menjadi guru di desanya. Galih bertekad untuk merealisasikan mimpi Ranti. Ranti dan Galih mulai menginjak usia remaja dan keduanya seperti tak terpisahkan. Secara rutin Galih menggunting rambut Ranti.

Akan tetapi adat masyarakat melarang Galih dan Ranti untuk bersatu. Ada kepercayaan kalau dari desa Galih dan desa Ranti yang terpisahkan sungai menikah, akan mengakibatkan bencana. Keduanya berpisah ketika Galih harus ikut orang tuanya (Maudy Koesnaedi dan Donni Damara) pindah ke kota. Sejak saat itu, tahun demi tahun dilalui Ranti tanpa Galih.
Rambut Ranti semakin panjang. Penantian cinta Ranti dilewatkan sambil mengajar di alam bebas ditemani Pengkor (Reza Rahadian), ber-harap satu ketika Galih akan kembali. Sebagaimana janjinya, Galih akan membunyikan klakson bis tiga kali, bukan sekali seperti biasanya.
Setelah bertahun-tahun Ranti menunggu, ak-hirnya Galih kembali. Galih datang untuk mewu-judkan impian mereka. Galih ingin membangun sebuah sekolah untuk Ranti mengajar, lengkap dengan kincir air untuk sumber energi listrik. Ranti dan Galih sadar kalau mereka tak terpisahkan.
Tetapi masyarakat segera mengucilkan me-reka justru karena Galih melamar Ranti. Galih habis-habisan berusaha mewujudkan pembang-unan sekolah. Galih mengisi hari-harinya dengan kerja tanpa kenal waktu, sedangkan Ranti dise-kap oleh ayahnya (Reza Pahlevi) sedangkan ne-nek Ranti (Henidar Amroe) tidak kuasa menolong Ranti karena takut terjadi kutukan.
Sampai akhirnya Galih mulai didera sakit. Pen-duduk menganggap sakitnya Galih, seperti juga meninggalnya Wage, siswa yang celaka saat pergi sekolah dengan mengambil jalan pintas, adalah sebagai akibat pelanggaran adat. Galih bersikeras dengan perlawanannya, namun di saat yang sama sakitnya semakin parah. Per-ju-angan cinta mereka ternyata sulit menyentuh hati masyarakat.
Penyakit Galih sudah sedemikian parah, Ranti tidak bisa merawatnya karena terus didera dan disekap. Akhirnya sebuah sekolah berdiri lengkap dengan kincir air. Kekuatan cinta Galih dan Ranti meluruskan pandangan keliru yang melarang dua hati untuk bersatu. (tis)

No comments:

Post a Comment