Sunday, April 24, 2011

Berbagai Jenis Tanaman Berkhasiat

DAUN SAMBILOTO
  Untuk mencegah kanker, tifus, malaria, dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Nama lokal Sambiloto :
  • nama Sunda yaitu  :  Ki oray, ki peurat, takilo;
  • nama Jawa yaitu  : bidara, sadilata, sambilata;
  • nama Sumatra yaitu  : takila , pepaitan ;
  • nama dalam bahasa Cina yaitu  : Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian ;
  • nama dalam bahasa Vietnam yaitu  :  xuyen tam lien,; cong cong ;
  • nama dalam bahasa India/Paskistan yaitu  :  kirata, mahatitka ;- dan dalam bahasa  Inggris yaitu  :  Creat, green chiretta, halviva, kariyat ;
Manfaat sambiloto untuk kesehatan:
hepatitis, infeksi saluran empedu,disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,demam, malaria,kencing nanah (gonore), kencing manis (DM), TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen = lepra), leptospirosis, keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut, kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.

Cara Pemakaian:

  • keringkan terlebih dahulu daun sambiloto sebanyak 10-20g, bisa direbus atau digiling hingga halus lalu diseduh, minum 3-4 kali sehari atau 4-6 tablet apabila serbuk yang halus tadi dimasukan ke dalam kapsul.
  • untuk mengobati kanker digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet.
  • Untuk pemakaian luar, daun segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
Manfaat dan cara pemakaian lain:
1. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.

2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru Herba kering sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

3. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3 – 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.

4. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 – 4 kali sehari.

5. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.

6. TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 – 3 kali, setiap kali minum 15 – 30 pil.

7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 – 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 – 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.

9. Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.

10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.

11. Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.


TEH HIJAU
Dimanfaatkan untuk mencegah kanker, diabetes, sebagai pelangsing, menurunkan kadar kolesterol, serta mencegah osteoporosis dan gangguan liver.

Teh, merupakan produk yang diambil dari daun pohon Camellia sinensis, merupakan minuman terbanyak kedua dikonsumsi di dunia, sebagaimana kopi, bir, anggur dan minuman ringan berkarbonat. Teh ini merupakan bahan minuman yang asli berasal dari Cina dan menyebar di seluruh dunia sejak 2000 tahun yang lalu. Berdasarkan dari proses pembuatan, teh ini diklasifikasikan menjadi teh non-fermentasi (green tea), semi fermentasi (oolong tea) dan terfermentasi (black dan red tea).

Green tea (teh hijau) merupakan teh non-fermentasi mengandung catechin lebih banyak dari pada black tea (teh hitam) ataupun oolong tea. Secara in-vitro dan in-vivo, cathecin terutama EGCG dengan potensi antioksidan yang kuat. Sebagai tambahan green tea juga mengandung vitamin dan mineral serta antioksidan yang cukup banyak pada teh jenis ini. Sudah sejak lama teh hijau ini digunakan sebagai minuman tradisional yang menyehatkan. Data terbaru dari studi pada manusia menujukkan, green tea mungkin berkontribusi dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler serta

beberapa bentuk kanker. Green tea juga digunakan untuk kesehatan rongga mulut dan juga fungsi-fungsi fisiologis lainnya seperti efek antihipertensi, untuk mengontrol berat badan, aktivitas antibakterial dan antiviral, proteksi terhadap sinar ultraviolet, peningkatan densitas mineral tulang, potensi antifibrosis, dan sebagai sebagai neuroprotektor. Namun konsumsi teh berlebihan adalah lebih disebabkan oleh: (i) adanya kandungan kafein, (ii) adanya kandungan aluminium, (iii) pengaruh polifenol terhadap absorpsi zat besi dalam saluran cerna yang mungkin memberikan efek yang kurang baik bagi beberapa orang.

Salah satu manfaat green tea sebagai neuroprotektor adalah manfaat green tea terhadap fungsi kognitif. Studi pada hewan coba menunjukkan bahwa polifenol yang terkandung di dalam teh (termasuk cathecin dan derivatnya) khususnya dari green tea diperkirakan mempunyai potensi sebagai neuroprotektor yang kuat yang dapat digunakan untuk membantu memperbaiki penyakit-penyakit neurodegeneratif seperi demensia.

Cathecin dari geen tea khususnya EGCG merupakan radical scavenger yang mempunyai spektrum mekanisme tingkat seluler yang sangat luas sebagai neuroprotektor ataupun aktivitas sebagai neurorescue. Namun apakah data-data konsumsi green tea tersebut secara klinis memberikan kemaknaan khususnya dalam hal demensia dan penurunan fungsi kognitif pada manusia ?

Suatu studi cross-sectional yang bertujuan untuk menilai manfaat konsumsi green tea pada usia lanjut dalam hal fungsi kognitif telah dilakukan di Jepang. Studi ini melibatkan sebanyak 1003 subyek dengan usia >70 tahun, yang melengkapi quisioner yang digunakan untuk menilai termasuk  berapa jumlah konsumsi green tea  per harinya. Sedangkan fungsi kognitif dinilai dengan MMSE (Mini -  Mental State Examination). Dari stusi cross-scetional tersebut diperoleh hasil bahwa, konsumsi teh khususnya green tea yang tinggi berhubungan dengan rendahnya prevalensi kemunduran ataupun penurunan fungsi kognitif.

ORS (Odds Ratio) penurunan fungsi kognitif berhubungan dengan jumlah green tea yang dikonsumsi dimana 3 cangkir per minggu sebagai referensi, maka ORS  masing-masing untuk 4 – 6 cangkir perminggu (1 cangkir per hari), dan 2 cangkir per hari adalah sebesar  0.62 (95% CI: 0.33, 1.19) dan 0.46 (95% CI: 0.30, 0.72) dengan kecenderungan  p =0,0006.
Kesimpulan yang disampaikan dari hasil studi disebutkan bahwa konsumsi green tea dengan jumlah yang tinggi
berhubungan dengan rendahnya prevalensi penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia.


CABE JAWA
 Digunakan sebagai obat kumur, demam, pembersih rahim setelah melahirkan, batuk, dan gangguan pencernaan.

1. Nama Tanaman :
Nama Ilmiahnya : Piper retrofractum, Nama Lokal : Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris).

2. Klasifikasi Tanaman :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus: Piper
Spesies: Piper retrofractum Vahl.

3. Deskripsi Tanaman
Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis

4. Penggunaan
Bagian yang digunakan :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.
Indikasi :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.
Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.
Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi

5. Cara Pemakaian :
Buah sebanyak 2,5 – 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut.

6. Komposisi :
Sifat Kimiawi dan efek farmakologis Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. Kandungan kimia : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.


DAUN JATI BELANDA
 Dapat meluruhkan lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum.) bermanfaat dalam pengobatan tradisional maupun modern. Secara tradisional maupun modern, daun jati belanda memang berkhasiat dalam mengatasi masalah kesehatan. Banyak produk obat yang dihasilkan dari daun Jati Belanda. Umumnya, ekstrak daun Jati Belanda dimanfaatkan untuk obat pengontrol kolesterol.

Kandungan:
- tanin
- lendir
- zat pahit
- damar
- musilago (daun)

Khasiat:
Daun jati belanda dipercaya bisa meluruhkan lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah.


SELEDRI
Dapat menurunkan demam, menurunkan tekanan darah tinggi, dan mencegah penyakit ginjal dan sendi.

Daun seledri yang sering kita gunakan untuk campuran sup, perkedel atau berbagai macam masakan ternyata juga dapat berguna bagi kesehatan.
Khasiat daun seledri:
  1. untuk penyakit darah tinggi caranya daun seledri ditumbuk halus, kemudian aduk dengan segelas air lalu diminum secara rutin tiap pagi.
  2. untuk menyuburkan rambut caranya dengan mengoleskan air perasan daun seledri pada kulit kepala (hati-hati yang memiliki kulit sensitif karena dapat menimbulkan reaksi alergi, untuk aman coba dulu oleskan di punggung tangan dan biarkan selama beberapa menit dan lihat reaksinya).

KEJI BELING
 Mencegah atau mengatasi batu ginjal, batu empedu, serta melancarkan kencing.
Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate menyebutnya dengan nama “lire”.
Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagaiobat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol.

BUAH MENGKUDU
Sebagai obat pencahar, penurun tekanan darah tinggi, radang tenggorokan, dan demam.

Kemampuan buah Mengkudu sebagai zat analgesik telah dikenal dalam sejarah pengobatan tradisional, sehingga tanaman ini disebut "painkiller tree" atau "headache tree". Riset-riset ilmiah telah membuktikan efek menguntungkan dari Mengkudu untuk mengatasi rasa sakit. Pada tahun 1990, para peneliti menemukan adanya hubungan yang signifikan antara dosis ekstrak sari buah Mengkudu dengan aktifitas analgesik tikustikus percobaan (umumnya, semakin banyak digunakan, efek analgesiknya akan semakin kuat).

Banyak teori yang menjelaskan tentang bagaimana mekanisme kerja Mengkudu menghilangkan rasa sakit. Salah satunya adalah teori Dr. Ralph Heinicke (ahli biokimia terkenal dari AS) yang mengatakan bahwa xeronine-lah yang berperan dalam menghilangkan rasa sakit. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan xeronine menormalkan protein pada sel-sel yang abnormal, termasuk sel-sel jaringan otak, tempat berasalnya rasa sakit.

Beberapa kasus rasa sakit yang kronis seperti sakit kepala terus menerus, rasa sakit pada otot saraf dan nyeri sendi disembuhkan setelah mengkonsumsi sari buah Mengkudu.

MAHKOTA DEWA
 Dimanfaatkan sebagai antivirus, melancarkan peredaran darah, antiradang, menurunkan kolesterol, anti kanker, dan meningkatkan vitalitas.

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa), tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makunto dewo, makunto rojo atau makunto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka Mahkota Dewa bisa ditemukan di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Mahkota Dewa termasuk famili Thymelaece. Batang utama bercabang-cabang setinggi 1,5-2,5m, daunnya tunggal berbentuk lonjong dan berujung lancip. Buahnya bulat dan warnanya merah tua jika matang. Tanaman ini tumbuh subur pada ketinggian 10-1.200m dpl.
Banyak khasiat obat yang bisa kita petik dari tumbuhan ini. Setelah mengetahui khasiat tumbuhan satu ini, mungkin Anda segera berminat menanamnya. Dunia tanaman obat kini kedatangan “pendatang baru” yang lumayan hebat. Mahkota Dewa namanya.
1.      Sebagai obat jerawat alami atau tradisional. Cara mengolah Mahkota Dewa menjadi obat jerawat adalah :
  • Ambil buah Mahkota Dewa yang masih muda. Buah Mahkota Dewa yang masih muda terbukti mempunyai daya inhibisi yang lebih tinggi daripada bagian lainnya. Hal tersebut dikarenakan buah yang masih muda mempunyai komposisi/kandungan senyawa flavonoid yang tinggi juga. Flavonoid adalah suatu antioksidan alam yang mempunyai aktivitas biologis, antara lain sebagai antioksidan yang dapat menghambat berbagai reaksi oksidasi, serta mampu bertindak sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksida dan radikal peroksil.
  • Setelah itu, cuci sampai bersih lalu diparut. Parutan buah Mahkota Dewa ini bisa langsung dioleskan pada wajah kita yang berjerawat.
2.      Mengobati penyakit ringan, semacam gatal-gatal, pegal-pegal atau flu, hingga penyakit berat seperti kanker dan diabetes.
3.      Ekstrak daging buahnya berkhasiat sebagai antihistamin, antialergi, bersifat sitotoksik terhadap sel kanker rahim, bersifat hapatoprotektif. Juga menurunkan kadar gula darah, antioksidan, menurunkan kadar asam urat.
4.     Dalam Mahkota Dewa terkandung alkaloid, yaitu senyawa organik berfungsi sebagai detoksifikasi dan menetralisir racun-racun di dalam tubuh.
5.     Juga terkandung saponin, yang merupakan fitonutrien, sering disebut “deterjen alam”. Senyawa ini bersifat antibakteri dan antivirus. Juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan daya tahan, mengurangi kadar gula darah dan mengurangi penggumpalan darah.
6.      Mengobati penyakit pada organ hati atau jantung, hipertensi, rematik serta asam urat. Karena pada buah ini terdapat flavonoid yang berindikasikan antiperadangan dan mencegah pertumbuhan kanker. Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Hanya dengan menyeduh “teh racik”, yang terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah atau daunnya. Bahan obat alami ini pun siap dipakai. Bila ingin menghilangkan rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah untuk mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat


No comments:

Post a Comment