Sunday, April 17, 2011

Budaya Body Piercing Yang Makin Mendunia

Tindik (body piercing) telinga sudah biasa kita dengar. Tindik ini menjadi arus besar dalam kebudayaan manusia. Sejak kecil, seorang perempuan sudah ditindik telinganya. Tujuannya agar bisa dipasangi anting-anting yang akan menambah cantik dan kesan feminin pada perempuan. Di India, menindik pusar atau hidung menjadi budaya arus utama. Cara ini menjadi bagian dari adat mereka yang telah turun-temurun. Sementara pada suku tertentu, tindik merupakan bagian dari cara mengidentifikasi kelompok sekaligus melindungi diri dari ruh jahat. Tindik merupakan seni menghias tubuh paling tua.

Zaman dulu, tindik bisa menunjukkan status orang yang memakainya. Semakin banyak perhiasan emas atau perak yang terpasang pada tindikan, semakin tinggi strata sosial ekonominya. Fenomena tindik pada manusia modern alasannya jelas berbeda dengan manusia tribal. Manusia urban menindik bagian tubuhnya demi ekspresi diri, nilai estetika, kesenangan seksual, alasan identifi kasi kelompok, dan alasan emosional lainnya.
Ketika tren tindik berkembang di awal 2000-an, banyak anak gaul mencoba. Kala itu, pemusik, bikers, skaters, para ABG gaul, hingga anak rumahan memberanikan diri turut mengenakan aksesori tindik. Mereka rela sakit demi sebuah estetika mempercantik tubuh. Ini tidak lain juga karena pengaruh dunia Barat yang sedang gandrung dengan tindik kala itu. Sebagai ekspresi diri, mereka menindik bagian yang tidak umum sebagai hasil imitasi budaya tribal, seperti yang terjadi di Barat, misalnya lidah, hidung, pusar, puting susu, alis, bahkan alat kelamin mereka.

Kalaupun menindik pada daun telinga, bukan pada tempat yang umum dilakukan, tapi lebih ke bagian daun telinga atas, dan jumlah titik tindiknya lebih banyak untuk mengekspresikan sikap berbeda dengan tindik umum. Pada bagian tindikan terpasang logam berupa cincin atau anting-anting. Mereka menindik di tempat-tempat yang menyediakan fasilitas tindik dan tato. Mereka sekaligus menjadi konsultan bagian mana yang seharusnya ditindik. Dengan alat yang terbilang maju, fasilitas mereka dipromosikan sebagai sehat dan steril.

Alat tindik telah disterilkan dengan bahan antiseptik. Alatnya pun semakin canggih. Ada alat pembuka dan penutup anting-anting berbentuk lingkaran, klep penjepit, pensil bedah steril, jarum tindik, dan masih banyak lagi. Agar tidak salah tusuk, para piercer alias tukang tindik kebanyakan mempelajari saraf secara otodidak lewat Internet dan referensi lainnya. Mereka harus profesional dan tidak boleh gemetar. Untuk itu, sebelum melakukan tindik, piercer melakukan konsultasi terkait alasan klien melakukan tindik.

No comments:

Post a Comment